Perdebatan mengenai mahasiswa kupu-kupu (kuliah - pulang) vs mahasiswa kura-kura (kuliah - rapat) seolah tidak pernah ada habisnya. Sebagian orang mencemooh bahwa mahasiswa tidak seharusnya cuman berkutat di ruang kuliah. Turun ke jalan adalah bagian dari pertanggungjawaban mahasiswa sebagai representasi suara rakyat. Namun ada pula yang berpendapat bahwa kontribusi ke masyarakat gak harus melalui organisasi kemahasiswaan. Semua punya pendirian dan perspektif masing-masing. Lalu gimana sebaiknya kita harus menyikapi ini??
Untuk bisa melihat persoalan dengan lebih komprehensif, saya akan mengadaptasi teori analisa SWOT yang pernah disampaikan oleh Philip Kotler. Kurang lebih teorinya seperti ini :
"The overall evaluation of a company’s strengths, weaknesses, opportunities, and threats is called SWOT analysis. It’s a way of monitoring the external and internal marketing environment” (Kotler & Keller, 2009)".
Dalam perspektif bisnis, sesuai penjelasan menurut definisi dari Kotler dan Keller (2009) diatas, SWOT Analysis digunakan untuk menganalisa faktor plus minus internal dan eksternal suatu organisasi/perusahaan. Faktor internal disini meliputi : STRENGHTS dan WEAKNESSES. Sedangkan faktor eksternal meliputi : OPPORTUNITIES and THREATS. Selanjutnya, analisa SWOT ini akan saya bahas dengan konteks Anda sebagai individu.
- STRENGTHS : Kapabilitas Anda sebagai individu untuk bisa perform dengan baik. Kapasitas dan potensi diri yang bisa Anda maksimalkan.
- WEAKNESSES : Kekurangan dalam diri Anda sebagai individu - dimana itu bisa menghambat kinerja Anda. Perlu mendapat atensi khusus agar bisa improve menjadi lebih baik.
- OPPORTUNITIES : Peluang yang bisa Anda jadikan sarana untuk meningkatkan kualitas diri. Seperti ikut kompetisi ilmiah, join organisasi, ikut kepanitiaan event kampus, dll.
- THREATS : Kendala, dimana seringkali terjadi diluar kontrol Anda, yang bisa menghambat kinerja dan achievement Anda.
Saya meyakini bahwa setiap hal punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tak terkecuali opsi terkait apakah akan jadi mahasiswa kupu kupu atau menjadi mahasiswa kura kura? Saya akan coba breakdown apa masing-masing analisa SWOT dari kedua opsi pilihan tersebut :
Mahasiswa Kupu-Kupu
STRENGHT :
- Anda punya waktu luang lebih. Sehingga memungkinkan untuk mengatur waktu dengan lebih fleksibel. Kapan harus kuliah, kapan bisa main, dan kapan bisa pulang kampung, misalnya.
- Fokus totalitas untuk kuliah. Anda bisa memaksimalkan waktu yang Anda punya untuk lebih dalam mempelajari materi-materi kuliah. Sehingga, waktu Anda ndak habis hanya untuk mengerjakan tugas.
WEAKNESSES :
- Circle pertemanan cenderung terbatas. Karena memang aktivitas Anda hanya berkutat untuk kuliah dan balik ke rumah/kos-kosan. Jadi mungkin sirkel pertemanan Anda cuman mereka-mereka aja. Begitu lagi pada ngambek, bingung deh mau temenan sama siapa..... 😄
- Tidak semua orang bisa memaksimalkan waktu luang yang mereka punya. Justru banyaknya waktu luang yang Anda punya ini akan menjadi sia-sia kalo Anda habiskan hanya untuk rebahan saja.
OPPORTUNITIES :
- Karena selama ini Anda punya lebih banyak waktu untuk mendalami materi kuliah, maka potensi untuk mendapatkan IPK besar juga semakin tinggi.
- Semakin tinggi IPK, tentu semakin sedikit mata kuliah yang perlu diulang, bukan? Sehingga potensi lulus juga bisa lebih cepat dari rata-rata mahasiswa lainnya.
- Banyak temen mahasiswa kupu-kupu yang saya kenal dulu emang puinter-puinter semua, sehingga ada sebagian dari mereka yang dipercaya untuk menjadi asisten dosen.
THREATS :
- Laporan CV Anda minim pengalaman organisasi. Ada beberapa perusahaan yang menilai pengalaman organisasi cukup penting, karena berkaitan dengan kemampuan manajemen waktu, multitasking, dan team work.
- Kelebihan waktu luang yang ada terlalu banyak digunakan untuk hal-hal negatif dan destruktif. Sehingga ini berdampak pada pencapaian akademik mereka.
Mahasiswa Kura-Kura
STRENGHT :
- Kemampuan komunikasi/public speaking cenderung baik. Berinteraksi dengan banyak orang akan mengasah kemampuan Anda dalam berkomunikasi dan bernegoisasi.
- Kadang berinteraksi dengan banyak orang membuat kita sering terlibat konflik beda pendapat, disinilah kemampuan manajemen konflik diasah. Gimana kita melihat persoalan, mempertimbangkan argumentasi seseorang, dan mencari jalan tengah sebagai solusi yang bisa disepakati bersama.
WEAKNESSES :
- Fokus kuliah PASTI terpecah. Ketika Anda memutuskan ikut suatu organisasi, artinya Anda sudah berkomitmen untuk bekerja sama menyukseskan visi dan misi yang telah dibuat. Sehingga Anda dituntut untuk bisa bijak dalam membagi fokus antara kuliah dan organisasi.
- Karena fokus terpecah, maka waktu yang Anda punya untuk mempelajari materi kuliah juga terbatas. Bahkan gak jarang punya waktu cuman buat ngerjain tugas aja. Belum sempat mendalami materinya dengan baik.
OPPORTUNITIES :
- Relasi dengan temen satu fakultas atau bahkan di luar fakultas lebih banyak. Ini bisa jadi peluang yang bisa bermanfaat di kemudian hari. Baik untuk kehidupan karir ataupun jika nanti Anda ingin usaha mandiri dengan mahasiswa dari beragam disiplin ilmu.
- Mendapat pertimbangan lebih ketika kelak apply beasiswa. Seperti dulu Beswan Djarum, misalnya. Penerima beasiswanya adalah mereka yang aktif di organisasi tapi IPK nya juga bagus-bagus.
THREATS :
- Kalo gagal manajemen waktu dengan baik, IPK terjun bebas adalah sesuatu yang gak bisa dihindari. Contohnya ya saya sendiri. Semester pertama IP saya dulu sekitar 3,35. Namun ketika mengenal kehidupan organisasi pada semester kedua, IP saya terjun bebas ke angka 2,46. Disitulah ancaman terbesar ketika kita tidak bisa menyeimbangkan waktu antara kuliah dan organisasi dengan baik.
- Begitu IPK drop, tentu ada beberapa mata kuliah yang harus diulang jika ingin angka IPK sedikit lebih baik. Pengulangan mata kuliah ini tentu berpotensi membuat kelulusan Anda terlambat. Buat sebagian orang mungkin gak masalah, namun bagi yang punya keterbatasan finansial, tentu akan sedikit berat kalo harus menunda kelulusan.
Dari penjelasan diatas, setidaknya kita memiliki gambaran bahwa setiap pilihan yang akan Anda ambil, punya konsekuensi tersendiri. Ada plus minus tersendiri. Kita tidak bisa bersikap judgemental terhadap pilihan orang lain karena mungkin saja mereka punya alasan personal tersendiri.
Buat yang memutuskan jadi mahasiswa kupu-kupu, bisa jadi dia bener-bener suka homesick. Atau mungkin harus membantu dagangan/bisnis orang tuanya di rumah. Sehingga ya aktivitasnya di kampus cuman kuliah, setelah itu balik pulang lagi. Bantu-bantu orang rumah lagi. Bukan karena mereka apatis atau gak peduli dengan kondisi politik negara, misalnya.
Buat yang memutuskan jadi mahasiswa kura-kura, mungkin dia ingin mengembangkan potensi dirinya. Karena bisa jadi selama SMP-SMA nggak pernah tertarik ikut OSIS, misalnya. Sehingga dia merasa perlu mengambil tantangan baru dengan coba ikut aktif dalam berorganisasi. Belajar dan mengasah kemampuan bicara di depan publik. Semua punya alasan personal sendiri-sendiri.
Hanya saja, ini penting untuk saya utarakan, PERLU DIINGAT KEMBALI bahwa tujuan Anda ke kampus adalah untuk KULIAH. Terlepas ketika lulus nanti mau kerja ikut orang atau bikin usaha sendiri, tetap perlu dipahami bahwa Orang tua Anda mengeluarkan begitu banyak biaya untuk Anda KULIAH. Gimanapun juga, kegiatan organisasi adalah kegiatan PENUNJANG saja. Jangan sampai terbalik-balik dalam menentukan prioritas.
Selamat menikmati lika-liku kehidupan perkuliahan. Masa kuliah sampai kapanpun merupakan masa yang paling berharga dalam hidup saya. Semoga Anda juga merasakan hal yang sama. 😊
Panjang umur perjuangan!
Find me on Twitter : @WidasSatyo